Thursday, January 29, 2009

Jubir Hamas Berkunjung ke Indonesia





dakwatuna.com- Jakarta, Merupakan suatu prestasi, sekaligus sebuah tantangan bagi bangsa Indonesia bisa menghadirkan tokoh saksi mata perjuangan dan perlawanan bangsa Palestina melawan penjajah Zionis Israel. Adalah Dr. Sami Abu Zuhri, Juru Bicara resmi Hamas, sekaligus sebagai Penasehat Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniya.

Beliau diundang resmi ke Indonesia oleh DPR-RI yang tergabung dalam Kaukus Parlemen Indonesia untuk Kemerdekaan Palestina, yang sedang mengadakan kegiatan "Pekan Peduli Palestina", 19-23 Januari 2009 di gedung Nusantara, komplek DRR-RI.

Berikut kami sampaikan hasil orasi beliau yang direkam oleh Tim Dakwatuna.com, dengan berbagai editan:

Saudaraku sekalian,

Pertama-tama kami ucapkan banyak terima kasih kepada bangsa Indonesia, baik Pemerintah dan rakyatnya yang mendukung penuh perjuangan kemerdekaan Palestina, dengan beragam cara. Dukungan ini sangat, sangat berarti bagi perjuangan kami. Bahwa apa yang terjadi di Indonesia dengan beragam bentuk dukungan ini, dilihat oleh bangsa Palestina khususnya, dunia Arab bahkan dunia internasional. Kami bertambah kuat dalam perjuangan, karena kami tidaklah sendirian.

Selanjutnya, bahwa target agresi Zionis Israel di Jalur Gaza dalam waktu tiga pekan lalu adalah ingin menumpas gerakan perlawanan Palestina yang dipelopori oleh Hamas, Harakah Muqawwamah Islamiyyah. Dengan segala cara, termasuk menggunakan senjata kimia yang dilarang oleh konvensi internasional sekalipun. Cara ini digunakan setelah meraka gagal menghentikan gerakan perlawan dengan cara yang sistematis, yaitu blokade selama dua tahun terhadap Gaza dan otomatis pintu-pintu perbatasan tidak pernah dibuka. Nyaris selama masa blokade ini Jalur Gaza seakan-akan tiada kehidupan lagi.

Zionis Israel dalam agresi 22 hari itu mengunakan pesawat perang, sekitar 60 jet tempur Israel beroperasi, padahal pesawat tempur ini tidak digunakan kecuali dalam perang besar dengan nengara besar. Israel mengunakan mesin perang itu untuk membunuh rakyat sipil, yang terdiri dari anak-anak, perempuan dan orang tua. Dengan cara ini mereka mengira bisa memaksa Hamas dan rakyat Gaza tunduk. Tapi Hamas dan pejuang Palestina mengadakan perlawanan yang sangat sengit dan terus bertahan.

Selanjutnya Israel melakukan serangan darat dengan terus melakukan bombardir udara, mereka menghancurkan masjid, rumah sakit, ambulan, tempat tinggal warga sipil, dan menghancurkan semuanya. Ada keluarga yang dikumpulkan di satu rumah lalu rumah itu dibombardir, 30 orang meninggal.

Mereka juga menggunakan senjata terlarang, bom fosfor putih. Kami mendapatkan jenazah yang tak tersisa kecuali tulangnya saja. Mereka menganggap bahwa dengan demikian Gaza akan menyerah. Tapi yang terjadi kebalikannya. Meskipun banyak yang terbunuh, dibom, diblokade, Gaza tetap tegar. Dan rasa sakit itu tak menyebabkan mereka menyerah.

Dalam setiap perang, warga sipil biasa lari dari medan perang, tapi tidak demikian di Gaza. Warga Gaza justru datang dan ada di medan perang, bertahan.
Para pejuang terus berperang, sementara warga Gaza tidak lari dari medan perang, mereka menolak untuk pergi dari rumah mereka. Sehingga ada tank Israel yang memaksa mereka untuk keluar dari rumah.

Sementara itu, perlawanan terus melakukan pembalasan dengan roket. Roket-roket Al Qassam diluncurkan semakin jauh jarak tempuhnya, lebih dari 50 km. Israel sesumbar ingin menghentikan roket Hamas. Tapi ternyata roket Hamas justeru memiliki kekuatan yang lebih jauh dan mampu memukul daerah Israel. Menyebabkan warga Israel trauma.
Israel mengakui kehebatan perlawanan pejuang Palestina. Mereka mengakui gagal masuk ke Gaza. Dan tidak mampu masuk kecuali daerah perkebunan.

Pejuang Hamas berperang tidak menggunakan senjata material semata, senjata ampuh mereka adalah mati syahid. Mereka para pemuda yang cinta mati di jalan Allah. Karena itu, mereka layak mendapat kemenangan. Pasukan Israel pengecut dan penakut. Dalam peperangan terbuka, mereka mengakui kehebatan pejuang Palestina. Dan akhirnya mundur dari Gaza tanpa syarat. Hamas menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Saya katakan kepada mereka, bahwa perang atas Gaza sudah gagal total dan Hamas menang! Bukan hanya pejuang yang cinta mati syahid, tapi semua warga di Gaza mencintai mati syahid. Kita bukan tidak menghargai hidup, tapi ketika kita harus berhadapan dengan musuh, kita siap menghadapi musuh untuk mati syahid. Anak-anak Palestina, para pemuda, perempuan Palestina.

Sejak hari pertama perang, telah gugur salah satu warga, ketika ditanyakan ke keluarganya ia menjawab: "Alhamdulillah, sekarang saya mempunyai saudara di akhirat."

Warga Gaza mencintai mati syahid. Karena itu, kemenangan layak atas mereka. Gaza layak untuk teguh. Kalian melihat gambar, lihat bagaimana korban akibat perang. Apa yang terjadi di Gaza sangat mengerikan dari perang yang terjadi di tempat mana pun, tapi Gaza tetap tidak menyerah.

Israel menganggap Gaza seperti sebuah Negara besar. Padahal luasnya hanya 315 km. Seperti salah satu kampung di Jakarta. Meski demikian, dunia tidak bisa tenang melihat Gaza. Gaza menjadi tema di seluruh media massa, pembicaraan para politisi. Meskipun Gaza mengalami kerugian, dan penderitaan. Tapi karena Gaza tetap teguh, karena Gaza beriman, karena Gaza negeri perlawanan, karena Gaza dalah Hamas maka mereka mendapat penghargaan seperti itu. Perang atas Gaza adalah karena Gaza adalah negeri perlawanan. Gaza juga negeri di mana penduduknya beriman. Dalam dua bulan terakhir penduduk Gaza 5000 orang hafizh Quran, jumlah ini melebihi jumlah orang yang hafal Al Quran di negara-negara Islam.

Karena itulah kami bangga dengan Gaza. Gaza menjadi model umat. Mereka tidak menginginkan adanya negeri seperti Gaza. Mereka ingin negeri ini setidaknya kompromi dengan AS. Tapi di Gaza tumbuh gerakan Islam, para mujahid. Dunia menyaksikan bagaimana pejuang Hamas dan warga Gaza selalu shalat di masjid, dan dekat dengan masjid. Mereka menerapkan ajaran Islam di setiap sendi kehidupan. Inilah yang membuat gelisah musuh musuh Islam.

Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniya sangat dekat dengat rakyatnya, beliau menjadi imam shalat di masjid-masjid. Di hari Jum'at, di bulan Ramadhan, di hari Idul Fitri. Beliau hadir di tengah rakyatnya ketika ada musibah, atau ketika sedang bersuka cita.. Ini adalah fenomena yang tidak disukai oleh musuh umat. Karena musuh umat biasanya hanya melihat umat shalat Jum'at atau shalat Idul Fitri. Yang terjadi di Gaza tidak terjadi di tempat lain. Dan inilah yang juga tidak diinginkan musuh umat. Karena itu, wajar bila mereka melakukan perang. Perang yang dilakukan adalah perang untuk menghabisi seluruh Gaza. Tapi hasilnya justru mereka yang mundur, dan Gaza tetap teguh seperti sedia kala. Mereka ingin Gaza menyerah, mengibarkan bendera putih, tapi Hamas tidak menyerah dan takkan menyerah dan takkan mengibarkan bendera putih Insya Allah. Allahu Akbar walillahil hamd!.

Hamas adalah gerakan perlawanan dan selamanya akan seperti itu. Meski ada yang terbunuh dari kami, perlawanan akan terus berlanjut karena Palestina adalah negara terjajah, Gaza hanya awal kemenangan, dan bukan terakhir. Kemenangan Gaza akan terus dipelihara dan dilakukan perlawanan sampai Palestina merdeka. Masjidil Aqsha, kiblat pertama kaum muslimin bebas dari Israel.

Mereka mengatakan ingin Hamas tidak memiliki senjata. Kami katakan, kami akan tetap mendapatkan senjata, dari bawah tanah dan dari bawahnya lagi. Takkan ada yang bisa menghalangi senjata dari kami. Lakukan apa yang kalian mau, tapi perlawananan akan terus ada, Hamas akan tetap hidup dan perlawanan akan terus berlanjut.

Saudaraku,

Penjajah sudah pergi dari Gaza. Akan tetapi saat ini warga Gaza masih menderita dua hal:

Pertama, perbatasan yang saat ini sudah akan ditutup kembali.
Kedua, rekonstruksi Gaza yang sudah hancur. Di mana ada ratusan ribu warga hidup di jalan-jalan karena tak memiliki rumah. Hamas di masa mendatang akan memberikan tempat tinggal untuk mereka dalam beberapa bulan. Dan Gaza harus tetap dibangun kembali. Mereka telah menghancurkan sekolah taman kanak- kanak, dan ribuan rumah. Sekarang kami akan membangun lebih banyak dari yang dihancurkan.

Ada konspirasi besar dan terus menerus untuk menghancurkan Hamas. Israel tak mau perlawanan. Mereka ingin kami mengakui Israel, mengikuti keinginannya. Tapi Hamas tetap lantang:

"Takkan ada pengakuan yang kalian inginkan. Hamas takkan mengakui Israel dan takkan mundur dari memperjuangkan bangsa Palestina."
Apa yang kami sampaikan bukan hanya kata-kata, tapi kenyataan sebenarnya.

Israel telah membunuh pimpinan Hamas. Dalam perang ini, gugur syahid dua orang pemimpin Hamas, Nizar Rayyan dan Said Shiyam, Menteri Dalam Negeri Palestina. Karena itu, Hamas berada di garis terdepan. Kami tidak menjadikan rakyat menjadi korban di depan dan kami bersembunyi. Sebelumnya Hamas telah mempersembahkan Syaikh Ahmad Yasin, DR. Abdul Aziz Ar Rantisi. Mereka mengatakan darah Ahmad Yasin sama harganya dengan darah anak-anak palestina. Dan akhirnya Syaikh Yasin bertemu Allah sebagai syahid.

Ikhwah sekalian,

Gaza adalah permulaan. Dan akan ada peperangan-peperang an lain. Kami tahu ada perbedaan antara satu peperangan dengan peperangan yang lain. Tapi kami tegaskan rakyat kami akan tetap teguh. Kami akan terus menghadapi penjajah Israel. Negara-negara Arab bagian dari yang menghimpit perlawanan dan tak ingin Hamas. Mereka memberi kesempatan pada Isrel untuk membunuh rakyat Palestina.
Kalian mendengarkan juga bagaimana pernyataan Mahmud Abbas yang mengatakan bahwa Hamas membunuh warga sipil. Ini belum pernah terjadi sebelumnya, ada seorang presiden yang menghina perlawanan kemerdekaan negerinya. Mahmud Abbas pada akhirnya akan menerima bahwa perlawanan akan terus berlanjut.

Sekarang, Hamas di Kairo terus melakukan komunikasi dengan pihak Mesir untuk berusaha membuka perbatasan dan mencabut blockade. Kalian hendaknya terus melanjutkan aksi aksi dukungan kalian, solidaritas untuk Gaza. Karena selama perbatasan belum dibuka, selama blockade tidak dicabut, berarti perang masih berlanjut.

Karenanya suara Indonesia harus terus lantang menentang Israel, menentang blockade atas Gaza. Kami, akan terus melanjutkan peperangan sebagai peran kami. Gaza seluruhnya akan menjadi Negara mujahidin. Dan tidak akan ada yang bisa mengalahkan Gaza bagaimanapun. Mereka mungkin membunuh nyawa, tapi tak mungkin membunuh semangat, membunuh cinta pada Palestina, membunuh cinta pada Islam dan membunuh cinta pada Al Aqsha. Karena itulah mereka tetap teguh berjuang.

Di Gaza antara rakyat dan para pemimpin atau para menteri sama saja. Ismail Haniya PM Palestina, sebelum menjadi pemimpin hidup di kamp pengungsi. Sekarang setalah menjadi PM ia baru hidup di rumah. Dan ia tak berbeda dengan warga lain. Tidak ada kompetisi, persaingan, perubahan gaya hidup, kecuali ia sama seperti dulu. Karena itu, Hamas tidak menganggp dirinya pemerintah. Tapi Hamas menganggap pelayan bagi penduduk Gaza. Inilah jawaban kenapa masyarakat Palestina cinta pada Hamas? Kenapa warga berhimpun dengan Hamas? Ini bukan sekedar kata-kata tapi telah kami buktikan dalam kehidupan kami.
Ketika gerakan ini melakukan upaya untuk menghimpun dana untuk rakyat Palestina, ketika Hamas menginginkan barisan yang kuat untuk membela rakyat Palestina, inilah yang menyebabkan warga Palestina mencintai Hamas.

Perang Gaza menegaskan bahwa Hamas tetap teguh dan akan terus melanjutkan perang untuk meraih kemerdekaan dan untuk mencabut blockade. Gaza adalah kelahiran baru bagi umat ini. Sebelumnya, Gaza tidak dikenal publik, Gaza tidak diketahui dunia. Sekarang, semua orang tahu Gaza dan mendukung Hamas. Mereka ingin Hamas terbunuh di Gaza, tapi Alhamdulillah, sekarang Hamas ada di Indonesia dan di seluruh Negara di dunia. Hamas sebelumnya terpenjara di Gaza, sekarang mereka ada di hati setiap orang.

Bahkan juga di Eropa, banyak orang Eropa dan bahkan juga di AS, yang kini mendukung Hamas. Israel telah gagal. Sebelum perang, ada orang yang tertipu dengan Isrel. Tapi perang ini, telah membuktikan kegagalan moral pasukan Israel. Image Israel sangat buruk, pelaku kejahatan perang, tak mempunyai itikad perdamaian. Ini artinya, perang atas Gaza telah gagal dari keinginan Israel. Sekarang, kami katakan:

"Telah ada kenyataan baru. Tak hanya di Gaza tapi di seluruh dunia. Manusia memberikan dukungan kepada perlawanan dan Gaza. Mereka tersebar di seluruh dunia. Para pemuda, ingin pergi ke Gaza untuk berperang. Ini adalah semangat baru, ruh baru, yang tidak ada sebelum."

Karena itu, kami akan menguatkan perlawanan untuk kemerdekaan Palestina, memelihara kemuliaan umat Islam. Perang Gaza, kami katakan peperangan kemenangan. Karena meski kami hancur, tapi umat tidak hancur. Dunia menganggap Gaza sebagai tempat kebangkitan. Dan Alhamdulillah Gaza menang, dan ini kemenangan semua umat Islam. Karenanya, masa depan Gaza tidak dalam kondisi berbahaya. Justru Israel yang berbahaya setelah peperangan ini.

Saudaraku,

Masalah Palestina harus terus didukung. Dan teruslah menjelaskan masalah ini ke seluruh masyarakat. Agar masalah Palestina menjadi masalah prioritas yang harus segera diselesaikan.
Jika Gaza telah mengorbankan darah, kalian juga telah mengorbankan dukungan dan aksi solidaritas untuk kami.

Penutup, kami katakan bahwa Hamas dalam kondisi baik, sangat baik biidznillah. Dan kami sudah semakin mendekati kemenangan. Jumlah pejuang yang syuhada lebih sedikit dari jumlah tentara Israel yang terbunuh. Kami, yakin sebelum dan sesudah perang, bahwa kami akan terus melakukan perlawanan dan menghadapi semua ancaman Israel. Jika Israel didukung AS. Maka Kalian lebih utama mendukung Hamas dan Palestina.

Ada dua kubu di dunia, kubu mendukung Hamas, dan kubu mendukung AS dan Israel. Hamas di Gaza, di negeri yang kecil, tapi Hamas telah menjadi sebuah Negara yang pengaruhnya begitu luas. Gaza yang kecil menjadi besar dalam pengaruhnya. Warga Gaza memang menderita tapi mereka merasa mulia dan bangga karena mereka telah berhasil mengusir Israel. Karena mereka bisa mentantang AS yang mengaku sebagai pemimpin dunia. Hamas mengatakan tidak! Hamas takkan tunduk dan takkan hilang semangat.

Saya tutup, dengan ucapan bahwa kami akan terus melakukan perlawanan, kami akan terus melakukan pembuatan senjata, kami terus akan melakukan latihan untuk para mujahidin, dan kami akan terus melakukan perang sampai Palestina merdeka.
Kalian, warga Indonesia, kami tahu kalian ingin pergi ke Gaza. Tapi kondisi tak memungkinkan. Kelak akan datang waktunya. Dan semua umat muslim akan bisa bebas datang ke Palestina sama-sama berperang melawan Israel.

Kami mengharap dukungan, penyampian informasi, dan pembentukan opini tentang perjuangan kemerdekaan Palestina. Inilah yang paling penting dilakukan saat ini. Kami ingin juga bertemu kalian, tak hanya bertemu di sini, tapi juga di masjidil Aqsha, insya Allah. Allahu Akbar walillahil hamd!. (ut)